Makassar – Suasana Masjid Nurul Huda di Kota Makassar tak seperti biasanya. Sejak sore hari, ratusan orang tua tampak antusias memenuhi setiap sudut masjid untuk mengikuti seminar parenting dan pra nikah bertajuk “Sukses Mendidik Gen Z dan Siap Mental Sebelum Halal, Menikah Siapa Takut?” yang digelar oleh DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Makassar di Masjid Nurul Huda, Jalan Bonto Duri, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (27/9/2025)

Lebih dari 600 peserta hadir dalam kegiatan yang menghadirkan dua narasumber berkompeten di bidangnya, yakni Psikolog Sovia Sahid, M.Psi., dan dr. Rio Azadi, Sp.PD. Seminar ini menjadi momen refleksi dan pembelajaran mendalam bagi para orang tua dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.

Ketua DPD LDII Kota Makassar, Muamar Asykur, dalam sambutannya menuturkan bahwa kegiatan ini lahir dari keresahan yang dirasakan banyak orang tua. Perbedaan zaman telah menciptakan jurang pola asuh antara generasi masa lalu dengan anak-anak masa kini, yang kerap dijuluki sebagai generasi strawberry — generasi yang terlihat manis, namun rentan tekanan.

“Seminar ini bukan hanya ajang mendengar teori, tapi menjadi ruang untuk memahami dan mengasah keterampilan orang tua dalam mendidik anak sesuai dengan tantangan zaman mereka. Pola pikir Gen Z tidak bisa disamakan dengan pola asuh orang tua kita dulu,” jelas Muamar.

Dalam pemaparannya yang penuh semangat, Sovia Sahid menggarisbawahi pentingnya peran orang tua dalam membentuk karakter dan akhlak anak. Ia menyebutkan bahwa tantangan utama saat ini adalah menurunnya nilai-nilai moral dan kemandirian di kalangan remaja.

“Zaman berubah, cara mendidik pun harus ikut berubah. Jangan terpaku pada cara lama yang mungkin sudah tidak relevan. Yang diperlukan sekarang adalah pengasuhan yang adaptif, empatik, tapi tetap punya batasan yang jelas,” kata Sovia, disambut anggukan para peserta.

Sementara itu, dr. Rio Azadi mengajak peserta untuk tidak takut menghadapi fase berkeluarga. Ia menyampaikan pesan menyentuh tentang kesiapan menjadi orang tua, yang menurutnya bukan soal usia atau status, tapi soal kesiapan mental dan spiritual.

“Menjadi orang tua bukan tentang sudah tahu segalanya, tapi tentang kesediaan untuk terus belajar. Jangan lupa, libatkan Allah dalam setiap langkah, termasuk dalam mendidik anak-anak kita,” tuturnya.

Acara ini bukan hanya menjadi sarana berbagi ilmu, tetapi juga membuka ruang dialog hangat antara orang tua dan para ahli. Banyak peserta mengaku mendapat pencerahan baru dan bertekad untuk mulai menerapkan ilmu yang didapat di rumah masing-masing.

“Harapan kami, ilmu yang dibawa pulang dari seminar ini bisa menjadi amalan nyata yang berdampak besar di rumah. Karena suksesnya generasi masa depan sangat ditentukan oleh peran dan kesiapan orang tua hari ini,” tutup Muamar.

Seminar ini menjadi bukti bahwa di tengah gempuran zaman, masih banyak orang tua yang ingin belajar dan berubah demi masa depan anak-anak mereka. Sebuah langkah kecil yang bisa melahirkan perubahan besar — membentuk generasi yang tangguh di dunia dan mulia di akhirat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *