Makassar – Menyikapi maraknya demonstrasi, kericuhan, dan persebaran hoaks di berbagai daerah, termasuk di Kota Makassar, Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kota Makassar menggelar Pengajian Generasi Penerus (Generus) bertema “Penguatan Karakter Luhur dan Literasi Digital: Saring Sebelum Sharing”. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (1/9/2025) di Masjid Nurul Huda, Jalan Bontoduri, Makassar, dan diikuti ratusan peserta dari kalangan pelajar SMP, SMA, mahasiswa, hingga pekerja muda.

Dalam pengajian tersebut, peserta tidak hanya mendapatkan materi pembinaan karakter dan etika bermedia, namun juga diajak memperdalam pemahaman terhadap Al-Qur’an dan Hadist sebagai pedoman utama dalam bersikap, berucap, dan bertindak. Penekanan khusus diberikan pada pentingnya meneladani Rasulullah SAW dalam menjaga lisan dan menjalankan perintah Allah SWT untuk tabayun (klarifikasi) sebelum menyebarkan informasi.

Wakil Ketua DPD LDII Kota Makassar, Sutrisno Sulaiman, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII serta respons terhadap kondisi sosial yang berkembang di sejumlah wilayah, termasuk insiden tragis di Makassar.

“Di Makassar bahkan terjadi kebakaran beberapa gedung yang menewaskan beberapa korban jiwa. Ini menjadi atensi LDII Kota Makassar. Karena itu, kami mengumpulkan kurang lebih 600 muda-mudi untuk diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga kota Makassar. Kami berharap upaya ini membantu pemerintah menjadikan Makassar lebih baik, sesuai arahan Wali Kota: Jagai Makassarta,” ujar Sutrisno.

Sementara itu, Dewan Penasehat DPD LDII Kota Makassar, KH Arif Nurhadi, menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam menyampaikan aspirasi serta etika dalam bermedia sosial.

“Menyampaikan aspirasi adalah hak setiap warga negara, namun harus sesuai dengan aturan. Penyebab utama kericuhan adalah karakter yang kurang baik, salah satunya ketidakmampuan menjaga lisan. Dalam diri kita ada ‘rem’ akal yang harus mengendalikan apa yang kita lakukan dan ucapkan. Allah memerintahkan tabayun dalam QS Al-Hujurat ayat 6,” tegas KH Arif.

Ia juga mengingatkan bahwa di era digital, siapa saja bisa menjadi penyebar informasi, namun tidak semuanya layak dijadikan rujukan. “Kebijaksanaan bukan berarti tahu segalanya, tetapi tahu apa yang harus diabaikan. Maka saring sebelum sharing – pastikan apakah berita itu benar, baik, dan bermanfaat. Kalau tidak, jangan disebar,” tambahnya.

Pengajian Generus ini menjadi langkah konkret DPD LDII Kota Makassar dalam membangun karakter generasi muda yang cerdas secara spiritual, sosial, dan digital. Kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan pelopor keteduhan di tengah masyarakat serta memperkuat sinergi antara LDII, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan Makassar yang aman, damai, dan beradab.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *