Makassar – Sebagai langkah perencanaan program kerja 2026, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan melaksanakan kegiatan rapat kerja wilayah (rakerwil) di Hotel Whiz Prime Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/11/2025).

Rakerwil mengusung tema “Bersama Bergerak, Bersama Berubah: Menyatukan Visi Mendukung Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045”. Raker dilaksanakan mulai pagi hingga malam. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat arah gerak organisasi menghadapi tahun 2026. Di momen Rakerwil inilah, pengurus biro menyusun program kerja dan anggaran yang akan dilaksanakan pada 2026.

Ketua DPW LDII Sulawesi Selatan, Asdar Mattiro SSos MIKom, dalam sambutan pembukaannya menekankan bahwa seluruh program yang dirumuskan harus berpijak pada prinsip 3K yaitu Karya, Komunikasi, dan Kontribusi.

Ia menegaskan bahwa LDII tidak boleh berjalan sendiri-sendiri, melainkan harus terkoordinasi dan terhubung dari tingkat wilayah hingga daerah. “Karena itu, LDII Sulsel akan mulai menerapkan sistem Koordinator Daerah (Korda) yang bertugas membawahi DPD LDII kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan,” terangnya.

Menurut Asdar, pembentukan korda akan membuat komunikasi organisasi lebih efektif sekaligus memastikan implementasi program di lapangan berjalan seragam.

Diskusi Rakerwil semakin mengerucut ketika Asdar meminta seluruh peserta menyelaraskan program dengan delapan klaster pengabdian LDII yang telah ditetapkan pada Munas IX tahun 2021. Klaster yang terdiri dari kebangsaan, keagamaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi syariah, ketahanan pangan dan lingkungan hidup, pemanfaatan teknologi digital, hingga energi baru dan terbarukan, menjadi penopang arah gerak LDII untuk mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045.

Dua belas biro yang ada dalam struktur DPW LDII Sulsel akan memaparkan rancangan program kerja mereka. Mulai dari Biro Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan yang menyoroti penguatan kelembagaan; Biro Pendidikan Keagamaan dan Dakwah yang membawa strategi dakwah moderat; hingga Biro Pendidikan Umum dan Pelatihan yang berfokus pada pembinaan SDM.

Biro Pengabdian Masyarakat akan mengusulkan berbagai proyek kemasyarakatan, disusul Biro Pemuda, Kepanduan, Olahraga, dan Seni Budaya yang menyiapkan program pengembangan generasi muda. Biro Hubungan Antar Lembaga hadir dengan agenda memperluas kerja sama lintas institusi, sementara Biro Komunikasi, Informasi, dan Media menekankan pentingnya literasi media dan penguatan citra organisasi.

Program inovatif turut datang dari Biro Litbang, IPTEK, SDA, dan Lingkungan Hidup, yang menyiapkan langkah riset dan aksi peduli lingkungan, serta Biro Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat yang berupaya memperluas ekonomi syariah dan pemberdayaan UMKM. Di sisi lain, Biro Hukum dan HAM memaparkan rencana edukasi hukum bagi warga LDII. Biro Teknologi Informasi dan Aplikasi Telematika mempresentasikan pengembangan digitalisasi internal, sementara Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga menekankan penguatan peran perempuan dalam membangun ketahanan keluarga.

Keseluruhan diskusi tersebut menggambarkan bagaimana LDII Sulsel berupaya menyatukan visi besar organisasi dengan kebutuhan masyarakat. Rakerwil ini tidak hanya menjadi panggung evaluasi, tetapi juga ruang strategis untuk mempercepat implementasi program berbasis klaster pengabdian.

Dalam penyampaian materinya, Asdar kembali menegaskan bahwa 2026 harus menjadi tahun pelaksanaan. “LDII harus hadir dengan karya nyata. Dengan sinergi biro, penguatan korda, dan program berbasis klaster, kita optimistis mampu memberikan kontribusi terbaik bagi Sulawesi Selatan dan Indonesia,” ujarnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *