Makassar – Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan melaksanakan kegiatan Jaksa Masuk Sekolah (JMS) di Sekolah Plus Budi Utomo Makassar, Jalan Berua Raya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (11/6/2025).

Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang dibina Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan. Hadir langsung memberikan penyuluhan hukum, Kasipenkum Kejati Sulsel Asintel, Soetarmi SH MH. Kasipenkum disambut Ketua DPW LDII Sulawesi Selatan, H Asdar Mattiro SSos MIKom dan Kepala Sekolah SMA Plus Budi Utomo Makassar, Dede Nurrohim SPd.

Kepala Sekolah SMA Plus Budi Utomo Makassar, Dede Nurrohim menyampaikan apresiasi kepada Seksi Penkum Kejati Sulsel yang hadir memberikan penyuluhan hukum. Kegiatan ini menjadi bentuk sinergi antara dunia pendidikan dan aparat penegak hukum.

“Terima kasih atas kegiatan edukasi hukum bagi generasi muda di sekolah kami. Kami berharap, siswa tidak hanya cerdas secara akademik tapi juga memiliki kecerdasan hukum etika dan adab modal yang penting hidup di tengah-tengah masyarakat,” kata Dede Nurrohim.

Ketua DPW LDII Sulawesi Selatan, H Asdar Mattiro menambahkan kegiatan Jaksa Masuk Sekolah memberi bekal wawasan hukum yang sangat dibutuhkan siswa.

“Saya tidak mau anak-anakku semua kena masalah karena ketidaktahuan. Saya mengajak anak-anakku ikut menjadi penyuluh hukum dimulai dari melawan hoaks di media sosial. Jadilah penengah dan memberikan solusi, bukan jadi masalah,” tambah Asdar Mattiro.

Kasipenkum Kejati Sulsel, Soetarmi membawakan materi “Siswa Cerdas Kenali Hukum, Jauhi Narkoba.” Mengawali pemaparannya, Soetarmi mengatakan kasus tindak pidana penyalahgunaan narkotika merupakan kejahatan luar biasa.

“Narkoba ini mengancam masa depan bangsa karena bisa mengubah perilaku dan sikap generasi muda. Dengan efek ketergantungan atau candu membuat korbannya terpaksa menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya,” kata Soetarmi.

Ia juga memaparkan bahaya narkoba, mulai dari dampak kesehatan, kehancuran masa depan, hingga ancaman terhadap nilai-nilai budaya bangsa.

“Jauhi narkoba, sayangi keluarga. Hidup ada akhirnya, tetapi jangan akhiri hidup dengan narkoba. Narkoba adalah pembunuh berdarah dingin, jauhi atau mati,” tegas Soetarmi mengingatkan para siswa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *