Takalar — Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Masjid Baiturrahman, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Minggu (19/10/2025).

Kegiatan ini menjadi ajang strategis dalam memperkuat koordinasi antardaerah, menyelaraskan program kerja, serta meneguhkan komitmen LDII dalam mendukung pembangunan nasional melalui penguatan moral, kesehatan, dan pendidikan.

Rakorwil ini dihadiri secara langsung oleh pengurus DPD LDII dari Kabupaten Takalar, Gowa, dan Jeneponto, dengan total peserta sekitar 80 orang. Sementara itu, secara daring, kegiatan juga diikuti oleh pengurus LDII dari Kabupaten Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, dan Selayar, dengan partisipasi sekitar 40 peserta. Antusiasme para peserta mencerminkan semangat kolaborasi dan koordinasi yang solid dalam mendorong kontribusi LDII di wilayah Selatan Selatan Sulawesi Selatan.

Wakil Ketua LDII Sulsel, Jawiana Saokani, S.Si., M.Pd, dalam materinya menekankan bahwa fokus utama Rakornas III LDII adalah bidang pendidikan dan kesehatan, dua sektor mendasar dalam pembangunan manusia yang berkelanjutan. Ia mengingatkan bahwa ketika suatu bangsa kalah dalam bidang ekonomi dan sumber daya manusianya tertinggal, sejatinya bangsa itu telah kalah dalam peperangan global.

Pernyataan ini diperkuat oleh data dari Bank Dunia yang menunjukkan bahwa Indeks Modal Manusia Indonesia meningkat dari 0,54 pada tahun 2020 menjadi 0,56 pada tahun 2025. Meski peningkatan ini patut diapresiasi, Jawiana menekankan bahwa upaya perbaikan masih jauh dari selesai, terutama dalam memastikan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan yang merata hingga ke pelosok.

Seiring dengan transformasi ekonomi global dan kemajuan teknologi, Indonesia kini menghadapi tantangan besar dalam menyiapkan sumber daya manusia yang relevan dengan kebutuhan zaman. Berdasarkan laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Bank Dunia, terdapat sejumlah jenis pekerjaan kritis yang sangat dibutuhkan di masa depan dan perlu dipersiapkan sejak sekarang.

Di sektor pertanian modern, kebutuhan akan manajer pertanian dan perkebunan terus meningkat, khususnya dalam pengelolaan komoditas ekspor seperti kopi, kelapa sawit, dan karet. Para manajer ini diharapkan memiliki kompetensi dalam agronomi, manajemen produksi, serta penggunaan teknologi pertanian berbasis data.

Sementara itu, dunia digital mengalami lonjakan permintaan akan tenaga kerja di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Profesi seperti data scientist, software developer, dan AI engineer menjadi sangat penting, terutama di sektor startup, fintech, dan industri manufaktur berbasis teknologi. Penguasaan bahasa pemrograman, analisis data, hingga pemahaman kecerdasan buatan menjadi keterampilan yang sangat dicari.

Di sisi lain, pembangunan infrastruktur dan proyek strategis nasional mendorong kebutuhan tinggi terhadap manajer konstruksi dan insinyur sipil, yang menguasai perencanaan proyek, manajemen biaya, dan kepatuhan terhadap standar keselamatan. Hal serupa juga terjadi di sektor energi, di mana transisi menuju energi hijau menciptakan permintaan terhadap manajer dan insinyur energi terbarukan, khususnya untuk pengembangan PLTS, PLTA, dan bioenergi.

Industri farmasi, laboratorium, dan pangan juga membuka peluang besar bagi profesional di bidang bioteknologi dan biokimia, yang memiliki keahlian dalam kultur sel, analisis kimia, serta pengembangan bioproses. Bersamaan dengan itu, sektor logistik dan distribusi juga mengalami pertumbuhan pesat, sehingga profesi seperti manajer logistik dan rantai pasok menjadi sangat krusial dalam mendukung e-commerce dan ekspor-impor.

Sektor kesehatan pun tak kalah penting. Indonesia membutuhkan lebih banyak profesional kesehatan dan tenaga manajerial di rumah sakit, yang memahami manajemen klinik, sistem digital health, dan analisis data kesehatan. Tak hanya itu, meningkatnya kesadaran terhadap keamanan digital juga membuat spesialis keamanan siber (cybersecurity) menjadi salah satu pekerjaan paling dicari, terutama di sektor perbankan, pemerintahan, dan teknologi finansial.

Di antara semua itu, peran manajer sumber daya manusia (SDM) menjadi sangat strategis, karena merekalah yang bertugas memastikan pengembangan talenta dan pelatihan kompetensi berjalan efektif di berbagai sektor, dari manufaktur hingga energi terbarukan.

Menanggapi realitas tersebut, Jawiana menegaskan bahwa LDII akan terus mengambil peran aktif dalam menyiapkan generasi muda yang tidak hanya cakap secara ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memiliki akhlak mulia. “Pendidikan karakter, dikombinasikan dengan penguasaan ilmu sains dan teknologi, adalah kunci untuk melahirkan SDM yang unggul dan berdaya saing tinggi,” ujarnya.

Dalam kerangka kerja organisasi, DPW LDII Sulsel membagi pelaksanaan penyampaian hasil Rakornas ke dalam lima zona utama, yaitu Zona Bosowasi, Zona Makassar Raya, Zona Selatan Selatan, Zona Ajatappareng, dan Zona Luwu Raya. Takalar sendiri termasuk dalam Zona Selatan Selatan, yang mencakup wilayah pesisir selatan provinsi ini.

Dengan Rakorwil ini, LDII menunjukkan komitmennya untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan SDM, peningkatan kualitas pendidikan, perluasan akses kesehatan, dan penyebaran nilai-nilai moral yang kuat di tengah masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *